Langsung ke konten utama

Postingan

Cinta Suci Zahrana

Antara menjadi akademisi prestatif dengan menyempurnakan separuh agama, manakah yang harus diprioritaskan? Ialah Zahrana, seorang wanita cerdas yang lahir dari keluarga yang biasa saja. Hidupnya mulai berubah ketika ia mendapati bahwa ayahnya seringkali dilakukan tidak adil di kantornya akibat dari status pekerja yang disandangnya. Hingga suatu ketika ibunya berpesan, “… yang penting pesan ibu, tutukno sekolahmu, sekolaho sak duwur - duwure yo Nduk, ben ora asor uripmu .” Ia bertekad untuk menaikkan derajat dirinya juga keluarga dengan menjadi siswa yang prestatif dalam setiap jenjangnya. Setiap kali ia merasa lemah, maka dengan sekuat tenaga ia akan berusaha untuk bangkit. Memasuki dunia kuliah, Zahrana mengambil dua jurusan sekaligus dalam satu waktu. S1 Teknik Arsitektur di UGM dan S1 Teknik Sipil di salah satu perguruan tinggi swasta. Kemudian ia melanjutkan S2 di Teknik ITB. Dan berbegai prestasi lainnya yang ia sudah torehkan, bahkan beberapakali sudah mengharumkan na...

Karena Toleransi Lahir Dari Perbedaan

Apakah perbedaan menjadi pembeda antara satu dengan yang lainnya? Yang apabila terjadi benturan maka saling pisah dan sulit untuk bersatu. Apakah perbedaan dijadikan suatu alasan yang akhirnya merugikan salah satu pihak? Apakah perbedaan adalah sebuah masalah? Dalam kurun waktu 6 bulan yang lalu, bahkan mungkin sampai saat ini, timeline media sosial kita penuh dengan argumen, tulisan, fakta yang berbau SARA. Tulisan yang berbau isu tersebut lah yang menjadi kontroversial. Banyak diminati para netizen untuk akhirnya mereka ikut mennyumbangsihkan pendapat mereka yang kebanyakan semakin memperkeruh suasana meskipun terdapat yang netral. Penyikapan perbedaan pada awalnya memang terasa agak sulit. Anggap ketika sedang berada dalam suatu organisasi, yang satu memiliki sifat A, sangat dominan, ada yang ikut – ikut aja, ada yan masa bodoh dengan kelompoknya, untuk menyatukan di awal memang akan terasa sangat sulit, sehingga toleransi itu dibutuhkan. Bisa dibilang toleransi itu merupaka...

Visualisasi Mimpi Hilwa Taqiyyah Hanan Regional 1 Jakarta

#MONTH 1

~Doa Usaha dan Cinta~ Disclaimer : ini adalah tulisan HTH. Murni dari pemikiranku. Masih terlaldu dangkal memang. Tapi ingin memulai kebiasaan untuk menulis. Tak ada sesuatu yang lahir secara instan. Yang diperlukan adalah berlatih, terus berlatih. Latihan dan latihan, keep going! Saat ini pukul 01.34 PM. Hari Rabu, 24 Agustus 2016. Aku berada di sebuah gedung pencakar langit yang berisi orang-orang terpilih jika boleh kukatakan dari orang-orang hebat diluar sana. Segelintir orang yang rela untuk dibina, segelintir orang yang memiliki keinginan untuk mengabdikan dirinya bagi bangsa dan Negara, segelintir orang yang memiliki cita-cita tinggi dan murni, segelintir orang yang mau untuk melakukan perubahan. Dan inilah kami, para pemimpin yang memiliki mimpi besar untuk kemudian hari, kenalkanlah, kami adalah Ksatria dan Tiara angkatan 8 Rumah Kepemimpinan.  Entah akan menuliskan kisah apa, hanya mengutarakan apa yang sedang dirasakan. Sebelumnya kisah pagi ini, ak...

Trying

Aku terlahir sebagai anak pertama. Dari kedua pasangan yang ditakdirkan untuk bersama. Aku adalah anak, anak berharga bagi kedua orangtua yang luar biasa. Aku bukanlah mereka. Dan kita berbeda. Sepenggal tulisah aneh itu diatas, sebenernya mau dibikin sesuatu yang terkesan puitis, tapi apalah daya, berusaha mengusir kemalasan, kebosenan. Yang dari kemarin pengennya nontoon terus, padahal minggu besok UAS masih banyak. Gedeg. Iya. Gamau liat laptop, ngapalin materi. Hehh.  Pengen nulis lagi, Pengen kaya dulu, punya banyak ide, meskipun ga ada satupun cerita yang selesai. Tapi seenggaknya, ada sesuatu yang bisa dihasilkan. Gakaya sekarang. Ga produktif banget sih. Ih. Kapan sih libur? boleh kabur aja gak. bentar aja. Tapi itu namanya gatanggung jawab. Emang beneran gaboleh ya meskipun cuman sehari. Gamikirin kampus. boleh ga?  Mau balik kaya anak kecil aja. Gamikir apa-apa. Kenapa  anak kecil bisa se- happy itu.  YaAllah khilaf dah  ...

1436 H

Berawal dari ketidak tahuan akan adanya suatu program. Dapet broadcast foto. 'Apaan nih? Nginep 20 hari? Ga ah mau dirumah aja' Namun, jika Allah sudah memberikan jalan seperti itu, maka terjadilah. Hingga akhirnya, masuklah aku sebagai peserta 20 Hari Bersama Quran yang diselenggarakan oleh IQF. Di awal sedih memang. Banyak hal-hal yang biasa dilakukan, harus ditahan untuk sementara. Macam nahan hawa nafsu lama kelamaan habit dan rasa cinta ku dengan AL-Quran semakin tumbuh dan memberikan suatu siraman yang menentramkan perasaan di tengah gurun Semog santri santri 20 HBQ bisa tetep istiqomah. Semangattt! Sebagian ku mau share foto foto yah :)