Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label diary

Stop Leha leha. Aku harus lakukan ini untuk menjadi Ibu berdaya

  Hai, Assalamu’alaikum.  Senang rasanya bisa merasakan kembali tuts tuts keyboard, bisa melakukan aktivitas menulis yang membuat hati menjadi nyaman dan terarah. Setelah menjadi Ibu , banyak banget aspek dari diriku berubah. Dan kalau mau ditelusur lagi, dari awal aku menikah, udah mulai banyak perubahan. Sederhananya deh, mau tidur udah ada temennya. Mau makan, harus mikirin makan untuk berdua, mikirin rumah untuk masa depan dan hal lainnya. Tapi, di tulisan kali ini, aku gak pengen bahas tentang bagaimana proses awalku di dunia pernikahan.  Balik lagi menjadi Ibu. Setelah menjadi Ibu, kira kira sekitar anak pertamaku lahir 2 bulan. Aku merasa bahwa ada ya peran yang sangat lelah namun bahagia yang juga tak terperi.  Kalau lagi lelah lelahnya sampai nanggepin omongan orang lain pun bisa jadi ketus. Yang ada cumam pengen di pukpuk. Biar lelahnya hilang. Rasa semakin tidak berdaya itu pun terasa. Apalagi aku yang memutuskan untuk resign ketika hamil anak pertama. S...

Apa Aku Harus Menepi?

Ditengah persimpangan, aku ingin kamu tau bahwa aku tetap disini. Berdiskusi tentang rencana kita kedepan. Susah senang, aku harap kamu tau bahwa kamu bisa selalu berbagi denganku. Aku bertanya, namun jika tak ada jawabnya, aku merasa bingung juga sedih Tak setiap saat aku mampu mengingatkan diriku, bahwa bisa jadi, bukan itu yang kamu maksud. Kamu sedang bermain dengan pikiranmu sendiri. Apa aku menganggu dengan berbagai pertanyaan pertanyaanku? Kalau iya, sampaikan saja. Agar kesalahpahaman ini tidak berlanjut. Ditengah jarak yang terjadi diantara kita, aku ingin selalu bisa merasakan kehadiranmu meskipun hanya lewat gawai. Aku ingin ada pelurusan makna yang mungkin salah kutangkap. Aku ingin merasakan menjadi seorang wanita, meskipun harap ini, aku tidak tahu apakah bisa tersampaikan. Gemelut dunia kerja yang semakin tidak pasti kerap membuat kamu berada dalam dunia berbeda. Ya, aku tau bahwa ini bukan perkara mudah untuk dibagikan. Aku tau dengan segala keterbatasan ku dalam menafs...

Tiba Tiba Curhat

Kontemplasi. Ketika anak tidur di waktu malam, aku sering merenung. Apa yang aku lakukan saat ini sudah benar. Apakah manajemen emosiku akan tetap seperti ini, bagaimana cara untuk merubahnya. Ada suatu kajian yang menyentilku, jika diliat dari segi waktu bersama anak, working mom dan fulltime mom dirumah akan sama saja. Karena ternyata banyak ibu yang dirumah itu tidak mindfulness saat bareng sama anak. Kalau dari yang aku alami betul banget kejadian itu. Karena aku mengalaminya. Disaat aku merasa bahwa aku butuh sendiri, pengen pegang gadget baca baca berita aja susah untuk fokus, sementara rumah kondisinya berantakan. Yang biasanya akan membutuhkan satu eksekusi dulu baru bisa ngelakuin yang lain. Dan aku merasa malas untuk melakukan first stepnya. Yaudah jadi lingkaran setan aja gitu aja. Gak ada yang terselesaikan krn suka disibukan dgn ngurusin bocah. Pekan ini, selasa, beberapa hari lalu, aku melakukan interview di PT Setia Mulya Medika. Dimana perusahaan itu bergerak di bidang ...

IBU, ISTRI DAN AKU

“Setelah menjadi Ibu, beberapa hal menjadi kelabu untuk terlihat. Adakalanya tak tampak sama sekali. Kehidupan orang lain terkadang kujadikan alasan untuk ‘mengasihani diriku’. Mereka memiliki kehidupan luar yang terlihat jauh lebih bervariatif. Aku seringkali merasa frustasi dengan emosi yang mudah sekali berubah. Tak jarang pula, aku merasa sendiri di tengah ramainya manusia, ditengah rutinitas sehari-hari dengan pemandangan lalu lalang manusia. Aku merasa kehidupan ini semakin monoton. Tapi…disaat yang sama, ada jiwa jauh dibawah sana meronta untuk segera lets get over with this and do different !”   PROLOG Perbedaan antara sebelum dan setelah menikah bagi perempuan, sangat jauh sekali. Terlihat kontras jika ingin diumpamakan dengan warna. Sebut saja bagai merah dan kuning. Berbeda bukan? Yang dulunya sendiri, menjadi berbagi peran dan tanggungjawab. Yang sebelumnya bisa memilih untuk dirinya sendiri menjadi penuh pertimbangan dari berbagai sudut pandang. Yang dulunya mungkin bi...

1436 H

Berawal dari ketidak tahuan akan adanya suatu program. Dapet broadcast foto. 'Apaan nih? Nginep 20 hari? Ga ah mau dirumah aja' Namun, jika Allah sudah memberikan jalan seperti itu, maka terjadilah. Hingga akhirnya, masuklah aku sebagai peserta 20 Hari Bersama Quran yang diselenggarakan oleh IQF. Di awal sedih memang. Banyak hal-hal yang biasa dilakukan, harus ditahan untuk sementara. Macam nahan hawa nafsu lama kelamaan habit dan rasa cinta ku dengan AL-Quran semakin tumbuh dan memberikan suatu siraman yang menentramkan perasaan di tengah gurun Semog santri santri 20 HBQ bisa tetep istiqomah. Semangattt! Sebagian ku mau share foto foto yah :)