~Doa Usaha dan Cinta~
Disclaimer
: ini adalah tulisan HTH. Murni dari pemikiranku. Masih terlaldu dangkal
memang. Tapi ingin memulai kebiasaan untuk menulis. Tak ada sesuatu yang lahir
secara instan. Yang diperlukan adalah berlatih, terus berlatih. Latihan dan
latihan, keep going!
Saat
ini pukul 01.34 PM. Hari Rabu, 24 Agustus 2016. Aku berada di sebuah gedung
pencakar langit yang berisi orang-orang terpilih jika boleh kukatakan dari
orang-orang hebat diluar sana. Segelintir orang yang rela untuk dibina,
segelintir orang yang memiliki keinginan untuk mengabdikan dirinya bagi bangsa
dan Negara, segelintir orang yang memiliki cita-cita tinggi dan murni,
segelintir orang yang mau untuk melakukan perubahan. Dan inilah kami, para
pemimpin yang memiliki mimpi besar untuk kemudian hari, kenalkanlah, kami
adalah Ksatria dan Tiara angkatan 8 Rumah Kepemimpinan.
Entah
akan menuliskan kisah apa, hanya mengutarakan apa yang sedang dirasakan. Sebelumnya
kisah pagi ini, aku berkungjung kerumah kakak Pembina ku, beliau sedang tidak
enak badan, sehingga kami datang berkunjung ke rumahnya. Lupa dengan barang
bawaan, akhirnya salah satu dari kami membeli terlebih dahulu, akhirnya kami
melakukan kegiatan semacam pembelajaran disana. Menuntut ilmu mengenai agama
Islam. Senang rasanya bisa kembali berkumpul dengan mereka, setelah satu minggu
kita tidak berjumpa karena kegiatan masing-masing. Disini aku kembali menemukan
nikmat dan indahnya ukhuwah. Persaudaraan yang dilandaskan dengan cinta kasih
kepada Allah. Bertemu dalam langkah-langkah kecil kami menuju kebaikan. Bersama-sama
berusaha untuk jauh lebih baik lagi. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan?
Sama
halnya saat aku memasuki gerbang Rumah Kepemimpinan ini. Mencari tahu hingga
akhirnya memberanikan diri untuk mendaftar seleksi. Penuh dengan keraguan
memang, penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab, penuh dengan
impian yang belum tercapai. Bismillah. Dan sent.
Tahap administrasi pun telah kulalui. Menunggu keputusan lolos tahap
administrasi. Dan Alhamdulillah, lolos. Dilanjutkan dengan tahap SCA.
Alhamdulillah lagi. Lolos. Dilanjutkan dengan presentasi dan wawancara. Di
tahap ini, aku mengalami ke-pesimis-an yang besar. Tidak menampilkan performa
dengan baik, dan menjawab pertanyaan dengan tidak tegas. Sudahlah aku tidak akan masuk, masih banyak orang-orang keren di luar
sana.
Pulang
dengan langkah gontai, melewati jembatan dan menunggu dijemput. Sesudahnya, aku hanya berdoa agar diberikan keputusan yang terbaik. Entah akan keterima, atau tidak itu urusan belakangan, Yang penting, telah mencoba berusaha dan berdoa agar mendapatkan yang terbaik.
Finally hari pengumuman itu tiba, antara cemas dan perasaan masa bodoh. Merasa bahwa tidak akan terpilih. Hingga maghrib pun tiba. Deg...deg...deg... kunyalakan paket data handphone. Beberapa chat di whattsapp dan line masuk. Dibuka dan...
I dont know how to say. Should i happy or not. But my father said Alhamdulillah followed with my mother. and i just stare blankly that chat. Confused? Yes, really. Sad. And thinking. Tidak tahu harus merespon apa. Karena begitu tidak percayanya aku. Bayangkan, teman-teman rekanku, satu perjuangan ku di FKM, yang bahkan lebih keren dariku, tidak lolos ketika tahap SCA. Ada juga yang gugur pada saat tes wawancara. Aku berpikir apakah ini nyata.
Ini foto pada saat Gathering Awal
Ini foto dengan teman kamar Prestatif.
Yang ini setelah kami melaksanakan apel tanggal 27 agustus
Disini aku berharap bahwa ini yang terbaik untukku. Kesempatan dan peluang besar telah sampai padaku, bukanlah untuk dilewati begitu saja. Tapi berubahlah, tangkap dan lakukan sebaik mungkin, se-optimal mungkin. Karena sejatinya manusia adalah makhluk berproses.
Jangan abaikan keinginan besar orang tua, institusi, dan harapan bangsa. Semangan dan terus berjuang Hanan!
Komentar
Posting Komentar