Langsung ke konten utama

Postingan

All Round Laptop : 4 Alasan Mengapa ASUS Zenbook DUO (UX8406)Tepat untuk Tingkatkan Produktivitas Kamu

Pernah gak lihat orang lagi nge-laptop dengan gadget tambahan seperti tab  bahkan dengan smartphone nya? Intinya orang yang membutuhkan monitor tambahan untuk memperluas ruang kerjanya. Beberapa kondisi mungkin efektif, seperti berada  di kantor atau perpustakaan. Tapi menjadi kurang efisien jika sudah berada di luar kantor. Atau bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya dalam kurun waktu yang singkat. Dari satu meet ke tempat meet lainnya misal.  Riweh? Bisa jadi. Laptop yang Revolusioner Berangkat dari kondisi tersebut, tim desain ASUS memperkenalkan laptop prototipe dua layar di tahun 2018 bernama Project Precog. Project Precog adalah konsep awal dari Zenbook DUO (UX8406) yang disempurnakan selama 6 tahun. Baik dari segi hardware, software serta sistem operasinya dalam penggunaan layar ganda di laptop. Produktivitas meningkat dengan dua layar sentuh dan keyboard detachable Tujuannya adalah mempermudah interaksi pengguna. Dengan terus mengembangkan sistem layar ganda di laptop d
Postingan terbaru

ASUS ROG Phone 8 : Siapa Bilang, Handphone Gamer Hanya untuk Gamers ataupun Pro player, Kamu Para Content Creator Juga Bisa

Buat kamu yang ngikutin perjalanan seri ASUS ROG Phone, pasti udah gak asing lagi dengan seri mobile gaming ini. Sejak 2018 silam, seri 1 sampai 8 terus memberikan update  fitur terbaik di kelasnya. Pada awal Tahun 2024 (Januari), ASUS ROG mengumumkan seri terbarunya yaitu ASUS ROG Phone 8. Sesuai dengan singkatannya, Republic of Gamers (ROG), smartphone  ini ditujukan untuk para gamers yang pengen pengalamannya dalam bermain meninggalkan kesan 'terpuaskan'. "Wah oke sih, enak banget pake ini. Performa stabilnya bukan main. Jadi gak pengen lepas." Tapi tenag, meskipun sasaran awal marketnya adalah para gamers , sekarang smartphone ini cocok untuk semua kalangan. Apalagi kamu yang punya kesibukan sebagai content creator. ROG Phone 8 dirancang khusus bukan hanya sekedar untuk para gamers , tapi, juga ditujukan bagi audiens yang lebih luas. Agar mendapatkan pengalaman premium dalam kesehariannya. Suatu revolusi yang semula hanya untuk bermain game murni menjadi perangkat

Stop Leha leha. Aku harus lakukan ini untuk menjadi Ibu berdaya

  Hai, Assalamu’alaikum.  Senang rasanya bisa merasakan kembali tuts tuts keyboard, bisa melakukan aktivitas menulis yang membuat hati menjadi nyaman dan terarah. Setelah menjadi Ibu , banyak banget aspek dari diriku berubah. Dan kalau mau ditelusur lagi, dari awal aku menikah, udah mulai banyak perubahan. Sederhananya deh, mau tidur udah ada temennya. Mau makan, harus mikirin makan untuk berdua, mikirin rumah untuk masa depan dan hal lainnya. Tapi, di tulisan kali ini, aku gak pengen bahas tentang bagaimana proses awalku di dunia pernikahan.  Balik lagi menjadi Ibu. Setelah menjadi Ibu, kira kira sekitar anak pertamaku lahir 2 bulan. Aku merasa bahwa ada ya peran yang sangat lelah namun bahagia yang juga tak terperi.  Kalau lagi lelah lelahnya sampai nanggepin omongan orang lain pun bisa jadi ketus. Yang ada cumam pengen di pukpuk. Biar lelahnya hilang. Rasa semakin tidak berdaya itu pun terasa. Apalagi aku yang memutuskan untuk resign ketika hamil anak pertama. Sebenarnya karena me

Apa Aku Harus Menepi?

Ditengah persimpangan, aku ingin kamu tau bahwa aku tetap disini. Berdiskusi tentang rencana kita kedepan. Susah senang, aku harap kamu tau bahwa kamu bisa selalu berbagi denganku. Aku bertanya, namun jika tak ada jawabnya, aku merasa bingung juga sedih Tak setiap saat aku mampu mengingatkan diriku, bahwa bisa jadi, bukan itu yang kamu maksud. Kamu sedang bermain dengan pikiranmu sendiri. Apa aku menganggu dengan berbagai pertanyaan pertanyaanku? Kalau iya, sampaikan saja. Agar kesalahpahaman ini tidak berlanjut. Ditengah jarak yang terjadi diantara kita, aku ingin selalu bisa merasakan kehadiranmu meskipun hanya lewat gawai. Aku ingin ada pelurusan makna yang mungkin salah kutangkap. Aku ingin merasakan menjadi seorang wanita, meskipun harap ini, aku tidak tahu apakah bisa tersampaikan. Gemelut dunia kerja yang semakin tidak pasti kerap membuat kamu berada dalam dunia berbeda. Ya, aku tau bahwa ini bukan perkara mudah untuk dibagikan. Aku tau dengan segala keterbatasan ku dalam menafs

Tiba Tiba Curhat

Kontemplasi. Ketika anak tidur di waktu malam, aku sering merenung. Apa yang aku lakukan saat ini sudah benar. Apakah manajemen emosiku akan tetap seperti ini, bagaimana cara untuk merubahnya. Ada suatu kajian yang menyentilku, jika diliat dari segi waktu bersama anak, working mom dan fulltime mom dirumah akan sama saja. Karena ternyata banyak ibu yang dirumah itu tidak mindfulness saat bareng sama anak. Kalau dari yang aku alami betul banget kejadian itu. Karena aku mengalaminya. Disaat aku merasa bahwa aku butuh sendiri, pengen pegang gadget baca baca berita aja susah untuk fokus, sementara rumah kondisinya berantakan. Yang biasanya akan membutuhkan satu eksekusi dulu baru bisa ngelakuin yang lain. Dan aku merasa malas untuk melakukan first stepnya. Yaudah jadi lingkaran setan aja gitu aja. Gak ada yang terselesaikan krn suka disibukan dgn ngurusin bocah. Pekan ini, selasa, beberapa hari lalu, aku melakukan interview di PT Setia Mulya Medika. Dimana perusahaan itu bergerak di bidang

IBU, ISTRI DAN AKU

“Setelah menjadi Ibu, beberapa hal menjadi kelabu untuk terlihat. Adakalanya tak tampak sama sekali. Kehidupan orang lain terkadang kujadikan alasan untuk ‘mengasihani diriku’. Mereka memiliki kehidupan luar yang terlihat jauh lebih bervariatif. Aku seringkali merasa frustasi dengan emosi yang mudah sekali berubah. Tak jarang pula, aku merasa sendiri di tengah ramainya manusia, ditengah rutinitas sehari-hari dengan pemandangan lalu lalang manusia. Aku merasa kehidupan ini semakin monoton. Tapi…disaat yang sama, ada jiwa jauh dibawah sana meronta untuk segera lets get over with this and do different !”   PROLOG Perbedaan antara sebelum dan setelah menikah bagi perempuan, sangat jauh sekali. Terlihat kontras jika ingin diumpamakan dengan warna. Sebut saja bagai merah dan kuning. Berbeda bukan? Yang dulunya sendiri, menjadi berbagi peran dan tanggungjawab. Yang sebelumnya bisa memilih untuk dirinya sendiri menjadi penuh pertimbangan dari berbagai sudut pandang. Yang dulunya mungkin bisa b