Enak gak sih punya banyak ilmu?
Segala sesuatu pasti ada dampak positif dan negatifnya. Bagi gue sama halnya dengan ilmu. Gak punya ilmu akan jauh lebih banyak dampak negatifnya dibandingkan positif. Bahkan gak akan ada positifnya sama sekali. Bagaimana halnya dengan yang punya banyak ilmu, sudah pasti akan jauh lebih berdampak positif dibandingkan dengan negatif.
Yang saat ini sedang menjadi pikiran buat gue adalah, semakin gue tau banyak ilmu (atau pengetahuan, apapun pengetahuan itu, agama dan pengetahuan umum) maka semakin gue punya barrier terhadap segala sesuatu. Yang dulu, karena gue gaktau, gue gak akan merasa bersalah karena sudah melakukannya. Sekarang karena sudah tau bahwa hal itu tidak baik, maka saat melakukannya gue akan berpikir dua kali bahkan berkali kali dan amat sangat merasa bersalah setelah melakukan (kembali).
Sempat terbersit pikiran, ' udah ah gue gamau tau banyak, perihal apapun itu'. Wuih apatis gak tuh? Semakin tau banyak, gue jadi gak bisa ngelakuin apa-apa. Karena gue tau kalau itu dosa. Coba gue gaktau, gak akan dapet dosa karena ketidaktahuan gue itu. Dan gue hidup dalam keadaan seperti itu bertahun-tahun. Senang? Engga juga. Sedih? sempet gue rasakan. Kosong? NAH INI.
Man, bertahun tahun gue hidup dalam keadaan seperti itu gak membuat kehidupan gue lebih mudah. Justru gue seperti berada dalam suatu keadaan yang bisa membuat terjurumus sewaktu-waktu. Gue berada dalam banyak persimpangan yang bahkan gue gaktau ujungnya, gaktau dampaknya, yang bisa sesuka hati gue untuk ambil jalan di persimpangan manapun, berubah haluan kapanpun.
KOSONG. Itu yang gue rasakan. Lu ngomong, gak akan berbobot. Lu dengar kajian, percuma buang waktu dan cuma nampakin diri bahwa gue adalah orang yang mau cari ilmu loh, padahal bullshit aja tentang itu. Ikut ikutan doang. Halah. Lu ngelakuin sesuatu, bagaikan robot. Gakada isinya. Percaya, hidup ketakutan karena tau banyak dan mengira akan jauh lebih sulit untuk hidup, membuat lo menjadi sengsara.
Dan itu adalah gue. Gue beberapa saat lalu. Ketika gue merasakan kekosongan hati, even gue udah berusaha mendekatkan diri gue sama Tuhan. Berdzikir, dan berdoa. Tapi tetap gue hanya merasakan ketenangan sesaat. Kenapa? Gue gaktau esensi atau alasan dibalik itu semua. Jujur, gue berada dalam kelompok mentoring udah lama banget. Dari SD. Beuh, semoga gue bukan orang yang dicap radikal. Selama itu, tapi gue gak merasakan kenikmatan yang dikatakan guru guru gue terdahulu.Gue mencari tau (kayaknya gak getol sih) tetep aja gue ga ngerasain gitu gitu amat ah.
Usia gue udah menginjak 22 tahun. Selama ini, gue hidup dalam kekosongan. Kenapa kosong? gue kurang ilmu untuk memperdalam. Gue gatau WHY nya. Gue gaktau HOW nya. Yang gue inginkan cuma RESULT nya aja. Mana? gak kebukti di gue, gak akan gue lakuin lagi kalo gitu, istilahnya begitu.
Yah, punya ilmu means a lot to us. Tamparan buat gue pribadi. 22 tahun hidup. Entah apakah gue bisa mengatakan bahwa itu adalah sia-sia atau enggak.
Seperti yang gue tulis di pernyataan diatas, punya ilmu akan mendatangkan banyak dampak positif. Ketika pada akhirnya lo gak bisa berbuat banyak karena tau itu dosa, maka itu bukan menjadi dampak negatif (ini sih pemahaman salah yang gue yakini, Astaghfirullah), tapi itu merupakan suatu proses yang akan membawa kita kepada dampak positif. Iya positif. Bukan negatif.
So yah itu yang pingin gue share hari ini. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang selalu mengarahkan diri ini menuju jalan lurus yang tentunya Allah ridhoi. Bismillah!
Segala sesuatu pasti ada dampak positif dan negatifnya. Bagi gue sama halnya dengan ilmu. Gak punya ilmu akan jauh lebih banyak dampak negatifnya dibandingkan positif. Bahkan gak akan ada positifnya sama sekali. Bagaimana halnya dengan yang punya banyak ilmu, sudah pasti akan jauh lebih berdampak positif dibandingkan dengan negatif.
Yang saat ini sedang menjadi pikiran buat gue adalah, semakin gue tau banyak ilmu (atau pengetahuan, apapun pengetahuan itu, agama dan pengetahuan umum) maka semakin gue punya barrier terhadap segala sesuatu. Yang dulu, karena gue gaktau, gue gak akan merasa bersalah karena sudah melakukannya. Sekarang karena sudah tau bahwa hal itu tidak baik, maka saat melakukannya gue akan berpikir dua kali bahkan berkali kali dan amat sangat merasa bersalah setelah melakukan (kembali).
Sempat terbersit pikiran, ' udah ah gue gamau tau banyak, perihal apapun itu'. Wuih apatis gak tuh? Semakin tau banyak, gue jadi gak bisa ngelakuin apa-apa. Karena gue tau kalau itu dosa. Coba gue gaktau, gak akan dapet dosa karena ketidaktahuan gue itu. Dan gue hidup dalam keadaan seperti itu bertahun-tahun. Senang? Engga juga. Sedih? sempet gue rasakan. Kosong? NAH INI.
Man, bertahun tahun gue hidup dalam keadaan seperti itu gak membuat kehidupan gue lebih mudah. Justru gue seperti berada dalam suatu keadaan yang bisa membuat terjurumus sewaktu-waktu. Gue berada dalam banyak persimpangan yang bahkan gue gaktau ujungnya, gaktau dampaknya, yang bisa sesuka hati gue untuk ambil jalan di persimpangan manapun, berubah haluan kapanpun.
KOSONG. Itu yang gue rasakan. Lu ngomong, gak akan berbobot. Lu dengar kajian, percuma buang waktu dan cuma nampakin diri bahwa gue adalah orang yang mau cari ilmu loh, padahal bullshit aja tentang itu. Ikut ikutan doang. Halah. Lu ngelakuin sesuatu, bagaikan robot. Gakada isinya. Percaya, hidup ketakutan karena tau banyak dan mengira akan jauh lebih sulit untuk hidup, membuat lo menjadi sengsara.
Dan itu adalah gue. Gue beberapa saat lalu. Ketika gue merasakan kekosongan hati, even gue udah berusaha mendekatkan diri gue sama Tuhan. Berdzikir, dan berdoa. Tapi tetap gue hanya merasakan ketenangan sesaat. Kenapa? Gue gaktau esensi atau alasan dibalik itu semua. Jujur, gue berada dalam kelompok mentoring udah lama banget. Dari SD. Beuh, semoga gue bukan orang yang dicap radikal. Selama itu, tapi gue gak merasakan kenikmatan yang dikatakan guru guru gue terdahulu.Gue mencari tau (kayaknya gak getol sih) tetep aja gue ga ngerasain gitu gitu amat ah.
Usia gue udah menginjak 22 tahun. Selama ini, gue hidup dalam kekosongan. Kenapa kosong? gue kurang ilmu untuk memperdalam. Gue gatau WHY nya. Gue gaktau HOW nya. Yang gue inginkan cuma RESULT nya aja. Mana? gak kebukti di gue, gak akan gue lakuin lagi kalo gitu, istilahnya begitu.
Yah, punya ilmu means a lot to us. Tamparan buat gue pribadi. 22 tahun hidup. Entah apakah gue bisa mengatakan bahwa itu adalah sia-sia atau enggak.
Seperti yang gue tulis di pernyataan diatas, punya ilmu akan mendatangkan banyak dampak positif. Ketika pada akhirnya lo gak bisa berbuat banyak karena tau itu dosa, maka itu bukan menjadi dampak negatif (ini sih pemahaman salah yang gue yakini, Astaghfirullah), tapi itu merupakan suatu proses yang akan membawa kita kepada dampak positif. Iya positif. Bukan negatif.
So yah itu yang pingin gue share hari ini. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang selalu mengarahkan diri ini menuju jalan lurus yang tentunya Allah ridhoi. Bismillah!
Komentar
Posting Komentar